#
  • #
    Emergency Call

    (0274) 584 423

  • #
    Phone

    (0274) 544744 - 550380

  • English

OFFICIAL WEBSITE

RS Mata
"Dr. YAP"

Home / Informasi / Berita

Berita

#

Admin

World Patient Safety Day 2023: RS Mata "Dr. YAP" Ajak Masyarakat Waspada Retinopati Diabetika


Yogyakarta, 16 September 2023 - Secara umum, setidaknya 2,2 miliar orang mengalami gangguan penglihatan. Hampir setengahnya dapat dicegah atau belum tertangani dengan semestinya. Kasus terbanyak gangguan penglihatan disebabkan oleh katarak, yaitu 94 juta. Selanjutnya, kelainan refraksi yang tidak tertangani (88,4 juta), glaukoma (7,7 juta), kekeruhan kornea (4,2 juta), retinopati diabetika (3,9 juta), trachoma (2 juta). Presbiopia atau mata tua yang tidak tertangani sebanyak 826 juta penderita. Di Indonesia, prevalensi kebutaan sebesar 3 juta orang  atau 1,5% dari populasi. Penyebab terbanyak berturut-turut adalah katarak, glaukoma, gangguan refraksi, dan gangguan retina.

Kebutaan akibat gangguan retina, salah satunya retinopati diabetika, merupakan kasus yang sebenarnya dapat dicegah. Retinopati diabetika dapat ditangani sejak dini agar tidak berkembang lebih lanjut. Salah satu cara menurunkan angka kebutaan akibat retinopati diabetika adalah dengan upaya promotif dan preventif melalui edukasi dan deteksi dini kelainan mata. Edukasi tidak hanya berasal dari tenaga kesehatan, tetapi juga dari sesama pasien, keluarga, dan juga komunitas yang telah berpengalaman menjalani pemeriksaan serta terapi retinopati diabetika. Hal ini sejalan dengan Global Patient Safety Action Plan 2021-2030 yang dicanangkan oleh WHO (Organisasi Kesehatan Dunia). Salah satu pilarnya adalah melibatkan pasien dan keluarga sebagai partner dalam perawatan kesehatan. Berpijak dari situ, RS Mata “Dr. YAP” mengadakan seminar publik untuk meningkatkan awareness masyarakat akan penyakit retinopati diabetika serta meningkatkan patient and family engagement. Talk show yang dilangsungkan Sabtu, 16 September 2023 di Aula Gedung Operasi Lantai 2 RS Mata "Dr. YAP" ini mengangkat tema  “Gangguan Retina Pada Penderita Diabetes Mellitus Serta Peran Pasien dan Keluarga dalam Mendukung Keberhasilan Terapi”. Menghadirkan dr. Firman Setya Wardhana, Sp.M., M(K).Kes (dokter Spesialis Mata Subspesialis Viteroretina RS Mata "Dr. YAP") dan Wahyuni Ratnasari, S.Psi (pasien retinopati diabetika) sebagai narasumber.

 

Diabetes Mellitus

Menurut data yang dirilis International Diabetes Forum, pada 2021 penderita diabetes mellitus (DM) di seluruh dunia mencapai 537 juta jiwa. Diperkirakan, pada 2030 akan ada 643 juta orang dengan DM, dan pada 2045 melonjak hingga menyentuk angka 783 juta. Di Indonesia, terdapat 8,8 juta penduduk yang mengidap DM dan akan terus bertambah hingga 21,3 juta di tahun 2030.

Diabetes Mellitus (DM), sejalan dengan WHO, dapat didefiniskan sebagai suatu penyakit atau gangguan metabolisme kronis dengan multi etiologi yang ditandai dengan tingginya kadar gula darah disertai dengan gangguan metabolisme karbohidrat, lipid, dan protein sebagai akibat insufisiensi fungsi insulin. Diabetes seringkali muncul tanpa gejala. Namun demikian ada beberapa gejala yang harus diwaspadai sebagai syarat kemungkinan diabetes. Gejala tipikal yang sering dirasakan penderita diabetes antara lain poliuria (sering buang air kecil), polidipsia(sering haus), dan polifagia (banyak makan/ mudah lapar). Selain itu sering pula muncul keluhan penglihatan kabur, koordinasi gerak anggota tubuh terganggu, kesemutan pada tangan atau kaki, timbul gatal-gatal yang seringkali sangat mengganggu (pruritus), dan berat badan menurun tanpa sebab yang jelas.

Pada DM Tipe I gejala klasik yang umum dikeluhkan adalah poliuria, polidipsia, polifagia, penurunan berat badan, cepat merasa lelah (fatigue), iritabilitas, dan pruritus (gatal-gatal pada kulit). Pada DM Tipe 2 gejala yang dikeluhkan umumnya hampir tidak ada. DM Tipe 2 seringkali muncul tanpa diketahui, dan penanganan baru dimulai beberapa tahun kemudian ketika penyakit sudah berkembang dan komplikasi sudah terjadi. Penderita DM Tipe 2 umumnya lebih mudah terkena infeksi, sukar sembuh dari luka, daya penglihatan makin buruk, dan umumnya menderita hipertensi, hiperlipidemia, obesitas, dan juga komplikasi pada pembuluh darah dan saraf.

Seseorang bisa dikatakan menderita kencing manis karena beberapa penyebab, yaitu:

  • Tidak melakukan pemeriksaan gula darah secara teratur. Begitu terdapat gejala seperti lemas ataupun seperti gejala yang disebutkan sebelumnya, periksakan segera diri Anda ke dokter. Kadang kencing manis bisa ditanggulangi dengan pendeteksian dini.
  • Nutrisi yang tidak seimbang. Pola makan seseorang yang tidak memiliki nutrisi seimbang cenderung meningkatkan gula darah. Menu makanan yang hanya didominasi oleh karbohidrat, lemak, dan makanan berkolesterol membuat darah akan penuh dengan kolesterol. Lain halnya dengan serat dan sayuran yang membuat nutrisi terserap sempurna.
  • Aktifitas fisik yang tidak seimbang. Ketika jam kerja selama 8 jam hanya didominasi oleh kegiatan duduk saja, maka otot tubuh tidak akan terlatih dengan baik. Terlebih lagi peredaran darah akan tersumbat karena darah tidak mengalir ketika kolesterol dan lemak jahat dalam darah tidak dikeluarkan melalui aktifitas fisik yang menghasilkan keringat.
  • Mengonsumsi minuman yang disertakan Pemanis Buatan. Kadar glukosa berlebih dalam darah juga bisa disebabkan oleh pemanis buatan. Mengapa begitu? Karena pemanis sederhana tidak memerlukan waktu lama untuk diserap oleh tubuh, sedangkan pemanis buatan akan bertahan dalam darah dan merusak sistem kerja insulin.
  • Cemilan tidak sehat. Apa yang kita konsumsi merupakan pilihan. Jika tidak pintar dalam memilih cemilan, seperti coklat atau es krim, maka glukosa dalam darah meningkat. Pilihlah dengan pintar cemilan yang menyehatkan bagi aliran darah dan tentu saja diri anda, seperti buah, sayur ataupun biji-bijian.

 

Retinopati Diabetika

Setiap penderita DM berpotensi menderita retinopati diabetika. Retinopati diabetika merupakan penyebab kebutaan utama terkait DM pada usia produktif. Usia antara 20 - 74 tahun. Sering terjadi kemunculan retinopati diabetika tanpa disertai gejala. Sehingga, pasien tidak menyadari dan abai akan bahaya yang mungkin terjadi.

Dalam Jogjakarta Eye Diabetic Studi in the Community, Daerah istimewa Yogyakarta (DIY) mencatat prevalensi retinopati diabetika sebesar 43,1 %. Dari jumlah tersebut, 26,3% mengancam penglihatan dan berisiko terjadi kebutaan. Sebesar 4% dari retinopati diabetika menyebabkan kebutaan bilateral. Penderita retinopati diabetika akan terus meningkat jumlahnya apabila tidak dicegah. Gula darah yang tidak terkontrol merupakan faktor yang memperberat retinopati diabetika. Selain itu, tekanan darah tinggi dan kadar lemak dalam darah yang tinggi juga berperan memperburuk retinopati diabetika. Untuk itu, pasien dengan Dm dan sudah mengalami diabetik retinopati perlu mengontrol kadar gula darah dengan gaya hidup sehat, olahraga teratur, diet, dan mengkonsumsi obat sesuai anjuran dokter. Selanjutnya, pasien wajib mengontrol tekanan darah, kolesterol dalam darah, dan berhenti merokok. Karena 90% kebutaan akibat retinopati diabetika dapat dicegah.

Pencegahan perburukan akibat retinopati diabetika adalah dengan melakukan skrining yang luas serta terapi sedini mungkin. Kedua tindakan tersebut merupakan cara yang efektif saat ini untuk mencegah terjadinya kebutaan. Penanganan komprehensif bagi orang dengan DM adalah kunci pencegahan komplikasi akibat DM termasuk pada mata.

(Humas RS Mata "Dr. YAP")

Follow Kami

Alamat Kami

Jl. Cik Di Tiro No.5 Yogyakarta 55223

Phone (Kantor) : (0274) 547448 - 562054

Emergency Call

(0274) 584 423

Hanya Untuk Pasien Gawat Darurat

Humas

Whatsapp : 0888 0281 1255

hukmas@yap.or.id

Pendaftaran Pasien dan Informasi

(0274) 544744 - 550380

Whatsapp : 0888 0281 1256


Pendaftaran Online dapat melalui :

Website  |  Android

#
#
#
#